MAKASSAR – Balai Besar KSDA Sulawesi Selatan mensosialisasikan penanganan Peredaran Ilegal Tumbuhan dan Satwa Liar, dalam rangka berpartisipasi mengisi rangkaian acara HUT ke 78 Polisi Militer Angkatan Laut di Markas Komando Lantamal VI Makassar. Selasa, 5 Februari 2023.
Kegiatan sosialisasi ini menggambarkan komitmen Lantamal terhadap upaya konservasi tumbuhan dan satwa liar. Sosialisasi diikuti oleh lebih kurang 300 orang yang terdiri atas Komandan Lantamal VI, Laksamana Pertama Ivan Gatot Prijanto bersama jajaran pimpinan, anggota POM Angkatan Laut, prajurit dan PNS Lantamal VI Makassar, perwakilan Yayasan Flight Indonesia dan pimpinan Jasa Raharja Makassar serta tim Balai Besar KSDA Sulawesi Selatan.
Kepala Balai Besar KSDA Sulawesi Selatan, Ir. Jusman, sebagai narasumber sosialisasi, menyoroti peran vital Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat sebagai "pintu gerbang" wilayah Indonesia timur dan jalur penghubung Ibu Kota Nusantara. Kedua provinsi tersebut berada pada posisi geografis dan demografis yang strategis sebagai jalur perdagangan Tumbuhan dan Satwa Liar (TSL) ilegal di Regional Indonesia Timur
Baca juga:
Amsakar: Selamatkan Bumi dari Sampah
|
Tantangan utama yang dihadapi adalah perburuan dan peredaran ilegal tumbuhan dan satwa liar. Dari beberapa kasus dilapangan, jenis tumbuhan dan satwa liar yang sering diedarkan secara ilegal adalah jenis aves, reptil dan mamalia. Modus operandi terakhir yang ditemukan oleh petugas Balai Besar KSDA Sulawesi Selatan adalah pengiriman 13 ekor biawak melalui jasa pengiriman dengan keterangan aksesoris motor. Selain itu, satwa jenis burung dikirimkan menggunakan batang bambu yang kemudian pada manifest pengiriman tertulis mainan anak-anak. Semakin beragamnya modus penyelundupan tersebut menjadi tantangan petugas dilapangan terutama yang berada pada titik-titik rawan seperti bandara, pelabuhan dan terminal.
Dalam upaya mengatasi tantangan tersebut, Balai Besar KSDA Sulawesi Selatan giat melakukan berbagai upaya prefentif dan represif. Upaya prefentif dalam betuk kegiatan patroli dan penjagaan di titik rawan, sosialisasi perlindungan, serta koordinasi antar stakeholder terkait. Sedangkan upaya represif dilakukan dalam bentuk penyitaan tumbuhan dan satwa ilegal melalui pendekatan pembinaan dan proses hukum.
Partisipasi dengan penuh antusias dari anggota Polisi Militer Angkatan Laut Sulawesi Selatan menjadi dorongan positif dalam pelaksanaan sosialisasi ini. Sambutan positif dari pimpinan Pangkalan TNI Angkatan Laut dan peserta ditandai dengan antusiasme dalam proses diskusi, dimana mengemuka antara lain pertanyaan tentang status hutan lindung dan hutan konservasi serta sebaran lokasinya di wilayah Sulawesi Selatan, proses penanganan barang temuan (TSL), serta mekanisme alih fungsi kawasan hutan.
Balai Besar KSDA Sulawesi Selatan berharap sosialisasi tentang peredaran illegal TSL ini akan meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam upaya konservasi tumbuhan dan satwa liar. TNI Angkatan Laut, sebagai komponen utama pertahanan maritim, diharapkan dapat mendukung upaya konservasi tumbuhan dan satwa liar di jalur transportasi perairan. Koordinasi dengan instansi terkait, terutama di bidang kelautan, diharapkan dapat memaksimalkan sinergitas antar stakeholder dalam upaya penanganan peredaran perlindungan tumbuhan dan satwa liar secara ilegal di wilayah kerja Balai Besar KSDA Sulawesi Selatan.
Dengan semangat kebersamaan, kita dapat menjaga keberlanjutan sumber daya alam dan memberikan kontribusi positif untuk mewujudkan Indonesia Maju.
Sumber berita: Humas BBKSDA Sulawesi Selatan